Profil Desa Tugu
Ketahui informasi secara rinci Desa Tugu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Tugu Cawas Klaten merupakan desa strategis di Kecamatan Cawas yang terbagi menjadi 11 dusun, termasuk Daranan dan Guyangan. Nama Tugu mengacu pada tugu bersejarah di wilayah tersebut yang merupakan tapal batas antara Kasultanan Yogyakarta dan Kasunan
-
Warisan Sejarah Tapal Batas
Memiliki kaitan erat dengan sejarah perbatasan antara dua kerajaan besar Jawa (Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta), di mana tugu bersejarah di wilayah ini menjadi penanda.
-
Struktur Komunitas yang Kuat
Terdiri dari dusun dan dikenal aktif menyelenggarakan kegiatan komunal berskala besar, yakni Pesta Rakyat, dengan dukungan pendanaan dari APBDes dan partisipasi berbagai pihak.
-
Lokasi dan Pembagian Wilayah
Terletak di Kecamatan Cawas dan memiliki pembagian wilayah yang rinci, termasuk dukuh-dukuh seperti Burikan, Kalimangu, Kalideres dan Guyangan.
Desa Tugu, yang berada di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, merupakan desa yang memiliki signifikansi historis yang kuat, terutama terkait dengan masa kerajaan di Jawa. Nama desa ini sendiri merujuk pada tugu bersejarah yang berfungsi sebagai tapal batas wilayah. Selain warisan sejarah, Desa Tugu menunjukkan vitalitas sosial yang tinggi melalui penyelenggaraan kegiatan komunal yang didukung oleh pemerintah desa dan partisipasi aktif masyarakatnya.
Asal-usul Nama dan Warisan Sejarah
Nama Desa Tugu tidak terlepas dari keberadaan tugu peninggalan bersejarah di wilayah Kecamatan Cawas, yang diperkirakan berada di sebelah selatan kecamatan. Tugu ini merupakan penanda batas antara wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta yang didirikan pada tahun . Tugu ini menjadi simbol historis pembagian wilayah di Jawa dan menegaskan posisi geografis desa yang berada pada jalur penting di masa lalu.
Peninggalan ini menunjukkan bahwa Tugu memiliki nilai penting dalam konteks sejarah lokal. Tugu tapal batas ini biasanya ramai didatangi oleh peziarah, terutama pada malam Suro (Tahun Baru Hijriah), yang merupakan indikasi adanya sinkretisme budaya dan religi yang masih dipertahankan masyarakat setempat. Makna tugu sebagai "tonggak dan pohon" penegas garis batas antara daerah Pajang dan Gunung Kidul (yang mana Cawas berada di dekat perbatasan Klaten-Gunung Kidul) turut memperkuat identitas wilayah ini sebagai area perbatasan kultural dan geografis.
Struktur Wilayah dan Data Kependudukan
Desa Tugu memiliki struktur administratif yang terbagi secara rinci. Desa ini terdiri dari dusun, antara lain Dusun Burikan, Daranan, Guyangan, Jetis, Kalangan, Kalideres, Kalimangu, Setren, Tempel, Tugu, dan Tugusari. Pembagian wilayah yang detail ini mempermudah pemerintah desa dalam menjalankan roda pemerintahan dan mengelola pembangunan hingga ke tingkat Rukun Tetangga (RT).
Desa Tugu termasuk salah satu dari desa di Kecamatan Cawas. Kecamatan Cawas sendiri memiliki luas total
kilometer persegi. Desa Tugu berjarak relatif dekat dengan pusat kecamatan. Meskipun data spesifik mengenai luas wilayah dan jumlah penduduk Desa Tugu tidak dipublikasikan secara terpisah dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) yang tersedia, kode pos
dan kode Kemendagri
menegaskan status administratif desa ini. Desa ini terletak di koordinat
.
Kekuatan Sosial dan Kegiatan Komunal
Desa Tugu menunjukkan kekuatan dalam aspek kohesi sosial dan penyelenggaraan kegiatan komunal. Salah satu agenda utama yang sukses dilaksanakan yakni "Pesta Rakyat", yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Tugu. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari upaya pemerintah desa dalam memfasilitasi dan membina kegiatan masyarakat.
Penyelenggaraan pesta rakyat ini didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), serta dukungan dari sponsor. Komitmen Pemerintah Desa Tugu tidak hanya sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai pembina, dengan rencana untuk mengadakan kegiatan semacam ini secara rutin setelah evaluasi keberhasilan awal. Aktivitas ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, yang berfungsi sebagai sarana efektif untuk mempererat tali persaudaraan, sekaligus sebagai wadah promosi potensi lokal.
Meskipun informasi detail tentang potensi ekonomi Desa Tugu tidak menonjolkan produk spesifik seperti desa tetangga (misalnya, tenun lurik di Tlingsing), semangat gotong royong dan kemampuan untuk mengadakan acara skala besar menunjukkan bahwa Desa Tugu memiliki modal sosial yang kuat. Modal sosial ini merupakan fondasi vital yang dapat dialihkan menjadi kekuatan ekonomi, terutama melalui pengembangan sektor pariwisata berbasis sejarah dan budaya, atau penguatan UMKM lokal melalui event-event komunal yang masif.
